POSBINDU KELILING

Dalam beberapa tahun terakhir, penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi mengalami peningkatan signifikan di Indonesia. Data Riskesdas menunjukkan prevalensi hipertensi nasional yang terus meningkat, sementara banyak kasus tidak terdiagnosis karena keterbatasan akses masyarakat terhadap layanan deteksi dini. Ketimpangan ini menjadi masalah serius, terutama di wilayah dengan hambatan geografis atau keterbatasan transportasi. Masyarakat yang tinggal di pelosok atau padat aktivitas sering kali tidak memiliki waktu atau kemampuan untuk datang langsung ke fasilitas kesehatan.


Meski kegiatan Posbindu PTM telah rutin dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jati, capaian deteksi dini hipertensi masih tergolong rendah. Berdasarkan data tahun 2022, jumlah masyarakat yang mengikuti deteksi dini melalui Posbindu dari bulan Januari hingga Desember hanya mencapai 1.400 orang. Angka ini masih jauh dari target populasi sasaran usia produktif dan kelompok risiko yang seharusnya mendapatkan skrining secara berkala.


Berangkat dari permasalahan makro tersebut, inovasi POSBINDU Keliling lahir sebagai solusi strategis. Dengan mendekatkan layanan deteksi dini ke masyarakat secara aktif, terutama di lokasi yang jauh dari fasilitas kesehatan, inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, aksesibilitas, dan cakupan deteksi dini hipertensi. Inovasi ini juga mendukung program nasional pengendalian PTM serta selaras dengan semangat transformasi layanan primer dalam UU No. 17 Tahun 2023.


Puskesmas Jati juga memperkuat peran kader kesehatan sebagai ujung tombak pelaksanaan inovasi ini. Kader dibekali pelatihan teknis sederhana dan diberdayakan untuk menjalin kolaborasi dengan RT/RW, tokoh masyarakat, serta perangkat kelurahan. Sinergi ini mempermudah mobilisasi warga dan menciptakan rasa kepemilikan komunitas terhadap kegiatan Posbindu. Kolaborasi lintas sektor juga terbuka, baik dengan sektor pendidikan, keagamaan, hingga UMKM lokal, untuk mendukung kelancaran kegiatan lapangan.


Inovasi POSBINDU Keliling memiliki sejumlah keunggulan yang membedakannya dari pendekatan Posbindu konvensional. Keunggulan utama terletak pada pendekatan layanan yang lebih aktif dan menjangkau langsung ke masyarakat, bukan menunggu masyarakat datang ke fasilitas kesehatan. Strategi ini terbukti lebih efektif dalam meningkatkan cakupan deteksi dini, khususnya di wilayah dengan hambatan akses dan kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan waktu maupun mobilitas. Dengan hadir di lingkungan masyarakat, kegiatan Posbindu menjadi lebih mudah diakses, familiar, dan partisipatif.

TAHAPAN KEGIATAN POSBINDU KELILING



LINK TERKAIT